Subscribe & Follow

Rabu, 13 Januari 2016

Tag:

Surau di Kaki Bukit (Cerpen)


Allahu Akbar !!
Teriakan Rasyid menyibak belantara, langit dipenuhi dengan burung-burung yang terkejut. Kali ini terdengar deru kendaraan diikuti suara rentetan mesiu dari kejauhan. Batang pohon itu cukup besar untuk menyembunyikan tubuhnya. Sejenak mengatur nafas. Tidak jauh lagi, katanya dalam hati. 

Sial si kafir, pelurunya habis. Rasyid tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjauh. Hingga di hitungan ke 50 tak terdengar lagi suara peluru. Namun kendaraan segala medan masih terus memburunya. Brakk !! Sibuklah ia menengok kebelakang hingga tak sadar pohon tumbang menjegal kaki Rasyid.

“Ahahaha ! Kali ini, tamat riwayatmu !”

Teriak sang komandan. Rasyid tersudut rombongan kafir bersenapan laras panjang. Ia tak banyak bergerak. Percuma, pasti mati. Sambil menutup mata, rapal syahadat terus dibunyikan dalam hati Rasyid.

“Ashadu ala ila ha ilallah,”

“wa ashadu ana muhammadurrasulullah ...”

Lamat-lamat ia melafalkan kalimat suci itu.

“Ahahahah ! Berdoa sepuasmu anjing ! Kuberi kesempatan Tuhanmu untuk turun dan menolong” Batalyon si kafir tertawa terbahak-bahak. Komandan menarik pelontar bedil.

“Mana Tuhanmu oi ! Dalam hitungan ketiga, suruh Tuhanmu menghadapku !” Rasyid
membisu. Percuma, ia pasti mati.

“Tiga !”

“Dua !”

“Satu ! Tuhanmu hanya omong kosong !”
**
Nur menatap tajam orang dihadapannya, ia tahu betul siapa orang itu. Orang itu tahu betul siapa si Nur.

“Bicaralah Nur, ini kesempatan terakhirmu,”

Tersenyum kecut ia, “Kesempatan? Aku tidak meminta kalian kesempatan”

“Ayolah, katakan dibukit sebelah mana surau Rasyid. Aku berjanji padamu, Rasyid akan tetap pulang hidup-hidup”

“Hidup atau mati akan sama saja jika kami harus tunduk pada orang-orang kafir!”

Lelaki dihadapan Nur tertawa terpingkal-pingkal.

“Tiga hari tak mengunyah makanan buat kau sakit jiwa Nur.”

“Lihat aku ! Lihat pakaianku ! Darimana aku bisa membeli barang-barang semewah ini jika bukan karena kebaikan hati mereka.”

“Belajarlah al-Qur’an Lek !”

“Hai Nabi ! Berjihadlah dan perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafiq
itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan
itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.”
**
Dor ! Dor !

Bulir merah menetes di tangan Rasyid, dalam dua tiga hitungan tubuh sang komandan jatuh merebah di sampingnya dengan kepala berlubang. Tidak lama, menyusul rentetan tembakan lain diikuti teriakan-teriakan takbir yang memekik mengusik keheningan di tengah bukit. Jika digambarkan, mirip kawanan burung ababil menyerang pasukan gajah raja Abrahah. Dihujaninya kafir-kafir itu dengan timah-timah panas. Tanpa komando, pleton si kafir lari tunggang langgang tak beraturan. 

Sadar pasukannya datang di waktu yang tepat, Rasyid menyingkirkan mayat yang terbujur kaku menindihnya. “Tuhanku? Jangan lancang ! Segera kau akan berhadapan dengan Tuhanku!”

“Ayub ! Kumpulkan sepuluh orang Sabil. Suruh Dawam menyetir !”

“Alif ! Kau bawa yang lain menuju utara. Malam ini kita bersihkan Sawojajar !”
**
Belum berkokok pula ayam jago saat itu ketika Rasyid dan pasukan Sabil membakar pos-pos penjagaan di perbatasan Sawojajar. Dari utara terdengar suara dentuman-dentuman keras. Desa itu sedang membara. Dari segala penjuru terdengar teriakan-teriakan takbir membahana. Rasyid tahu benar kafir-kafir itu tak akan siap meladeni mereka malam ini. Jika bukan karena tuak yang dikirimnya siang tadi.

Rasyid sendirian berlari ke tenggara, di obrak-abriknya seluruh ruangan di pos utama. Tak berhitung pula ia berapa banyak yang tewas di tangannya. Ia berhenti ketika melihat Nur setengah telanjang tak berdaya di sebuah bangunan.

“Astagfirullah haladziem !”

Seseorang keluar dari balik bayangan.

“Sebutlah dengan nama Tuhanmu yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang !”

“Lek Komar !”

“Aku sudah berikan dia pilihan.”

“Teganya melakukan ini kepada keponakanmu sendiri ! Dasar munafiq !”

Rasyid keburu nafsu, satu tembakan diarahkan cepat dan tepat ke dada lek Komar. Seketika itu pula sebuah granat terjatuh dari genggaman tangan lek Komar. Terlambat.

Bum !

Yogyakarta, 8 Juni 2015
*link download PDF : klik disini

About Thibburruhany

Hi, My Name is Hafeez. I am a webdesigner, blogspot developer and UI designer. I am a certified Themeforest top contributor and popular at JavaScript engineers. We have a team of professinal programmers, developers work together and make unique blogger templates.

#simplehipster

--

 

Ads

http://www.lifestory.cf/