Sumber Gambar : http://www.mattcameronfilm.co.uk/2010/07/meta-post-production-workflow.html
|
Sebelum ngebahas lebih jauh lagi tentang film dan segalam macam detailnya -lighting, angle kamera, script, penyutradaraan, artistik, dsb- alangkah baiknya jika mengerti tentang pengetahuan dasar film. Dan salah satunya yang akan kita bicarakan lebih lanjut adalah tentang unsur pembentuk film. Pada dasarnya unsur pembentuk film ada dua hal pertama adalah unsur naratif, dan kedua adalah unsur sinematik.
Unsur Naratif
Secara
harfiah kata naratif memiliki arti teknik bercerita, lebih lengkapnya unsur
naratif dalam film adalah strategi mengirim pesan film kepada penonton melalui
‘teks’. Simpelnya, jika di analogikan dalam dunia sepakbola, sebelum memulai
sebuah pertandingan seorang pelatih pasti memiliki strategi dan pola tertentu-
4-4-2, 4-4-3, bahkan 1-10 (satu penyerang dan 10 pemain bertahan)- Nah strategi
itulah yang disebut sebagai unsur naratif film. Secara sederhana kita bisa
menyebutnya dengan naskah. Naskah ini bentuknya macam-macam, ada naskah untuk
sutradara atau biasa disebut director
sheet’s, untuk kameramen disebut shot
list, untuk artistik ada script
breakdown, dan lain sebagainya. Lebih lengkapnya, unsur naratif berhubungan
dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari
unsur naratif, setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti; tokoh, masalah
/ konflik, lokasi, waktu, serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk
naratif secara keseluruhan.
Unsur Sinematik
Unsur
sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film, aspek-aspek
tersebut adalah; Mise en scene,
sinematografi, editing, serta suara. Apa itu Mise en scene? Mise-en-scene;
Adalah segala hal yang terletak didepan kamera yang akan diambil gambarnya dalam proses produksi film,
berasal dari bahasa Perancis yang memiliki arti “menata dalam scene”. Hampir seluruh gambar yang
kita lihat dalam film adalah bagian dari unsur mise-en-scene yang memiliki empat apek utama yaitu setting, kostum dan make up, lighting, serta aktor dan acting.
So, sampai
sini dulu. Nanti akan kita bahas lebih terperinci satu persatu mengenai
elemen-elemen yang ada dalam unsur pembentuk film. Oh iya, jadi kedua unsur ini
merupakan pengetahuan dasar untuk membuat sebuah film yang layak ditonton.
Bagaimana jika dalam pembuatannya hanya mengandalkan satu unsur saja? Bisa dan
sah-sah saja, tapi menurut pengalaman saya, terkadang memang ada beberapa film
–khususnya film indie- yang dari aspek sinematiknya bagus –biasanya sih karena
kecanggihan alat- tapi alur filmnya tidak dapat dipahami oleh penonton. Ada
juga film yang ide cerita bagus, alurnya keren, tapi gambarnya terlalu old school. Nah, kasus ini banyak
ditemukan di sineas-sineas yang masih
mencari bentuk filmnya sendiri. Well,
relax bro! Saya dulu juga sama kok, hehe.
Oke, bye. See you soon!
About Thibburruhany
Hi, My Name is Hafeez. I am a webdesigner, blogspot developer and UI designer. I am a certified Themeforest top contributor and popular at JavaScript engineers. We have a team of professinal programmers, developers work together and make unique blogger templates.